Ayam Geprek vs Korean Fried Chicken: Mana yang Lebih Laku di Pasar Indonesia?

ayam geprek

Kuliner ayam seperti tidak ada ujungnya dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan Populeritas ayam yang cukup tinggi, sehingga membuat banyak penjual selalu menciptakan inovasi olahan ayam yang selalu fresh. Selain itu, ayam juga cukup mudah ditemukan di seluruh penjuru Indonesia. Harganya yang masing terjangkau membuat olahan ayam maupun ayam mentah laris dipasaran. Maka dari itu tak heran jika ayam selalu menjadi tren kuliner indonesia dari tahun ke tahun.

Berbagai olahan ayam dengan cita rasa khas nusantara cukup beragam, seperti ayam bumbu bali, ayam laos, ayam bakar bumbu madu, ayam geprek, dan sebagainya. Namun, hal ini tidak membatasi ide para pedagang. Biasanya pedagang mencari celah untuk menciptakan sesuatu yang baru agar dapat bersaing di pasaran. Salah satu contohnya adalah dengan mengadopsi cita rasa atau resep makanan luar negeri. Salah satunya yaitu korean friend chicken yang sangat digemari oleh para pecinta drakor dan kpop.

Popularitas Ayam Geprek di Indonesia

Ayam geprek pertama kali muncul patda tahun 2003 Ketika seorang mahasiswa asal kudus meminta Bu Rumiah (Bu Rum), penjual warung makanan, untuk melumatkan ayam tepung pesananya dengan sambal ulek. Hidangan tersebut kemudian banyak dikenal oleh banyak orang dan mulai dipopulerkan oleh pedagang lain.

Ayam geprek cukup mudah untuk dimakan, hal ini karena konsumen tak perlu lagi bersusah payah untuk memisahkan tulang dengan dagingnya. Selain itu, konsumen tidak perlu mencampurkan sambal yang terpisah dengan nasi dan ayam karena ayam geprek sudah ditambahkan dengan sambal ulekan.

Hidangan ini sudah banyak sekali diperjualbelikan di seluruh pelosok Indonesia dan hampir semua kalangan dapat menikmatinya. Beberapa bisnis kuliner ayam yang terkenal juga ikut mempopulerkan jenis hidangan ayam yang satu ini. Sehingga, konsumen geprek lovers tidak perlu begitu sulit mencari penjual ayam geprek.

Korean Fried Chicken dan Tren Global

Korean fried chicken sangat laris manis di pasar Indonesia. Biasanya, pecinta jenis hidangan satu ini berasal dari pengaruh hallyu (K-pop & K-Drama). Pasalnya, penampakannya yang sangat menarik dalam drama korea mampu menggugah selera penontonnya untuk ikut mencicipi makanan tersebut. Korean fried chicken sendiri merupakan ayam goreng tepung yang dibalut dengan saus khusus khas korea seperti gochujang.

Karena populeritas hallyu yang sangat tinggi yang membuat pecinta K-Pop & K-Drama di Indonesia semakin banyak, populeritas Korean fried chicken juga turut meningkat. Sehingga tak heran jika bisnis kuliner ayam saat ini tak hanya menyediakan masakan khas Nusantara saja.

Di Indonesia ada beberapa brand yang fokus di korean fried chicken dan cukup umum dikenal oleh masyarakat, contohnya Moon Chicken, Seojun Fried Chicken

Perbandingan Ayam Geprek vs Korean Fried Chicken

Dari kedua jenis hidangan masakan ayam lokal dan non-lokal pastinya memiliki perbedaan yang signifikan. Hal pertama yang paling terlihat jelas Adalah dari segi harga. Ayam geprek memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan Korean fried chicken. Hal ini dipengaruhi berbagai faktor seperti bahan baku dan proses pembuatan. Pembuatan Korean fried chicken membutuhkan bahan bahan yang lebih sulit untuk ditemukan di pasar, aksesibilitasnya lebih sulit, sehingga harganya lebih mahal.

Lidah warga Indonesia terbiasa dengan masakan yang sangat berbumbu dan berempah. Ayam geprek dinilai lebih terasa gurih dibandingkan dengan Korean fried chicken, hal ini dikarenakan ayam geprek ditambahkan dengan sambal uleg sedangkan Korean fried chicken mengandalkan beberapa campuran saus saja. Oleh karena itu, dari persaingan di pasar, ayam geprek akan lebih laris dibandingkan dengan Korean fried chicken.

Ayam geprek vs Korean fried chicken juga dapat dilihat dari model bisnis yang ada. Model bisnis yang digunakan dalam penjualan ayam geprek biasanya berupa warung, sedangkan Korean fried chicken berupa franchise modern atau warung makan dengan tema modern dan kekinian.

Tren Pasar dan Data Penjualan

Berdasarkan Google Trends, pencarian “ayam geprek” masih konsisten tinggi, namun “Korean fried chicken” menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data dari platform food delivery juga mencatat bahwa menu lalapan ayam dan ayam geprek masih mendominasi pesanan pelanggan, hal ini juga didukung oleh banyaknya warung online yang menyediakan menu ayam geprek dibandingkan Korean fried chicken.

Ketika memasuki tahun 2025, tren konsumsi kuliner ayam semakin dipengaruhi gaya hidup praktis dan rasa eksplorasi yang tinggi. Konsumen cenderung mencari variasi menu dengan cita rasa unik, porsi fleksibel, dan kemasan yang mendukung layanan pesan-antar.

Peluang Bisnis bagi UMKM Kuliner Ayam

Ayam geprek memiliki potensi besar di segmen low–mid market karena harganya terjangkau dan cocok dengan selera lokal yang menyukai cita rasa pedas. Sementara itu, Korean fried chicken lebih menyasar segmen mid–high market dengan positioning premium melalui varian rasa, tampilan modern, serta pengalaman makan yang lebih kekinian.

Kombinasi keduanya melahirkan peluang inovasi menu hybrid, seperti ayam geprek ala Korea, yang memadukan pedas khas Indonesia dengan saus manis–gurih ala Korea, berpotensi menjadi tren baru yang menarik perhatian konsumen.

FAQ Ayam Geprek vs Korean Fried Chicken di Pasar Indonesia

Q1: Apa perbedaan antara ayam goreng Korea dan ayam goreng biasa?

A: ayam goreng Korea digoreng dengan menggunakan tepung kemudian dilapisi dengan berbagai varian rasa saus, sedangkan ayam goreng biasa dimasal dengan cara digoreng dan tidak menggunakan lapisan tepung.

Q2: Kenapa ayam geprek banyak diminati?

A: Karena harganya terjangkau, porsinya fleksibel, dan sambalnya bisa disesuaikan level pedasnya sesuai selera konsumen.

Q3: Apa beda ayam geprek dan ayam penyet?

A: Ayam geprek biasanya menggunakan ayam goreng tepung yang dilumatkan dengan uleg an lalu diberi sambal, sementara ayam penyet adalah ayam goreng biasa yang dipenyet dengan sambal.

Q4: Apa yang istimewa dari ayam goreng Korea?

A: Variasi rasa yang unik, mulai dari manis, gurih, hingga pedas, serta tampilannya modern membuat ayam goreng Korea menarik bagi konsumen muda

Q5: Mengapa ayam goreng Korea rasanya berbeda?

A: Karena menggunakan bumbu marinasi khas Korea dan disajikan dengan saus spesial yang menonjolkan rasa manis–gurih atau pedas.

Q6: Mengapa ayam goreng Korea saya tidak renyah?

A: Bisa jadi karena minyak tidak cukup panas, adonan tepung terlalu tebal, atau ayam tidak digoreng dua kali sesuai teknik khas Korea.

Kesimpulan

Ayam geprek unggul dengan harga murah, cita rasa pedas khas Nusantara, dan model bisnis warung yang mudah dijalankan, sehingga lebih cocok untuk segmen low–mid market. Sementara itu, Korean fried chicken menonjol pada segmen mid–high market dengan gaya penyajian modern, varian rasa internasional, dan daya tarik budaya Korea.

Bagi pebisnis kuliner ayam, strategi yang tepat adalah menyesuaikan menu dengan target pasar yang dibidik. UMKM bisa fokus pada ayam geprek untuk meraih konsumen luas dengan daya beli menengah ke bawah, sementara pelaku usaha yang menyasar konsumen premium dapat menawarkan Korean fried chicken. Jadi, antara ayam geprek vs Korean fried chicken, mana nih yang jadi favorite Anda?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *